Selasa, 08 Mei 2012

So Wunderbar Kann Schule Sein….


Ternyata sekolah dapat demikian menyenangkan. Itulah arti kata bahasa Jerman yang mengawali tulisan kali ini. Ya, hal ini dapat kita jumpai ketika kita membaca buku nonfiksi karangan Tetsuko Kuroyanagi yang berjudul Totto Chan, Gadis Cilik di Jendela. Sebuah buku yang menceritakan tentang seorang murid yang dianggap nakal di kelas oleh gurunya.
Totto Chan selalu memandang sesuatu yang ada di luar jendela kelas ketika pelajaran berlangsung. Hal itu dikarenakan rasa ingin tahunya yang besar terhadap apa yang ia lihat di dunia luar sana. Karena guru-guru sudah tidak tahan lagi, maka ia dikeluarkan dari sekolah. Kemudian oleh mamanya, ia dimasukkan ke sebuah sekolah bernama Tomoe Gakuen. Sekolah ini sungguh unik. Ruangan kelas bukanlah dunia sempit yang dibatasi oleh tembok-tembok akan tetapi bekas gerbong kereta yang disulap menjadi kelas. Maka ketika pelajaran berlangsung, seakan-akan kita sedang melakukan sebuah perjalanan. Menarik bukan? Kurikulum juga disusun secara berbeda. Siswa sendiri yang menentukan urutan pelajaran yang akan dipelajarinya. Siswa di sana tidak hanya belajar materi pelajaran, akan tetapi juga belajar nilai-nilai kehidupan seperti balajar persahabatan, rasa hormat, menghargai orang lain dan kebebasan menjadi diri sendiri.
Belajar dengan cara seperti itu memang menyenangkan. Anak tidak terikat dengan sebuah “ keharusan belajar “. Belajar bahkan bisa menjadi sebuah kegiatan yang dirindukan oleh anak. Dan bukan hanya caranya yang menyenangkan, hasilnya pun nyata. Banyak teman Totto Chan menjadi orang-orang yang berhasil. Ya, sebenarnya tujuan pendidikan dasar adalah menanamkan rasa percaya diri, menggugah ketertarikan, memupuk keingintahuan, dan membuat anak dapat mandiri. Kualitas pengetahuan akan datang sendiri ketika tujuan tersebut tercapai.
Melihat dari kenyataan yang ada dan dikomparasikan dengan pendidikan di Indonesia maka perlu ada sebuah pembenahan. Banyak kegiatan belajar di sekolah yang monoton dan konvensional. Anak-anak “terpaksa” duduk rapi di kursi mulai dari jam tujuh pagi hingga siang hari. Benar-benar membosankan. Padahal apabila sebuah kelas ada di tangan guru yang kreatif, guru yang selalu mengadakan perubahan, maka dalam diri anak akan terbentuk rasa suka. Rasa suka terhadap kegiatan belajar. Perubahan – perubahan itu mulai dari menggunakan berbagai metode pembelajaran, misalnya PAKEM dan PAIKEM. Pengorganisasian kelas dan pengaturan kelas yang baik, dan adanya kebebasan berpendapat pada diri siswa. Siswa diharapkan tidak akan bosan untuk belajar.

Roziqin, Agus Ainur .2006. Toto Chan, Cermin Retak Pendidikan. Available at http://www.klubguru.com/2-view.php?subaction=showfull&id=1234423323&archive=&start_from=&ucat=2&do=artikel

Widiarti, Evi. 2008. Mendobrak System Pendidikan Formal yang Memasung Kreativitas. Available at http://www.bookoopedia.com/resensi/rid-24648-76/mendobrak-system-pendidikan-formal-yang-memasung-kreativitas.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar