Rabu, 07 Agustus 2019

Cerita Anak


Kebun Ajaib Ibu Tania

            Ibu Tania adalah seorang ibu yang rajin melakukan kegiatan di rumah. Setiap pagi setelah ibu Tania menyelesaikan kegiatan di rumah, beliau merawat dan menyiram kebun yang ia rawat sendiri. Ibu Tania memang pandai dalam memanfaatkan pekarangan rumah. Halaman yang sempit beliau tanami dengan berbagai macam tanaman berupa tanaman hias, sayur-sayuran, buah-buahan, dan beberapa macam rumput perdu. Beliau menggunakan lahan sempit dengan bertanam hidroponik.
            Lain dengan ibunya, Tania termasuk anak yang pemalas. Jangankan membantu pekerjaan rumah, merapikan tempat tidurnya sendiri ia malas-malasan. Melihat ibunya telaten merawat tanaman tidak membuat dirinya ikut membantu. Tania banyak menghabiskan waktunya untuk bermain game online di handphone.
            “Tan, sini bantu ibu!”
            “Aku sibuk Bu. Jangan ganggu aku, ini baru seru-serunya Bu”, kata Tania.
            Ibu Tania hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum. Ia tahu anaknya pasti tidak tertarik dengan kegiatan tanam-menanam seperti yang dilakukannya. Memaksanya sama artinya dengan membuat tanaman yang ditanam berantakan. Begitulah sifat Tania.
            Malam ini Tania susah terpejam, tangannya sibuk menepuk udara. Ia mencari beberapa nyamuk yang nakal mengisap darahnya dan meninggalkan gatal yang kurang nyaman dirasa. Ia berpikir bahwa nyamuk-nyamuk itu datang karena ibunya membuat halaman menjadi penuh tanaman. Pasti nyamuk senang bermain dan tinggal pada sela-sela daun di kebun ibunya. Begitu pikirnya.
            Ketika pagi menjelang, ia melihat ibunya sudah asyik merawat tanaman lagi. Tania agaknya mengantuk karena semalam ia kurang tidur. Beberapa titik di kulitnya berwarna merah dan bentol-bentol tanda ia digigit nyamuk.
            “Bu, nanti Tania ijin beli lotion kulit yang anti gigitan serangga ya Bu “
            “Sekalian belikan ibu pupuk ya Nak, nanti ibu beri catatan apa yang harus kamu beli di toko Subur Makmur Jaya”, ibunya berdiri bersiap ke dalam rumah mengambil uang.
            “Bu, buat apa sih Ibu menanam tanaman ini? Menurutku tanaman di kebun kita kebanyakan. Coba ibu lihat, kebun sekecil ini ibu tanami banyak sekali tanaman”
            “Semalam Tania digigit nyamuk banyak nih Bu. Pasti nyamuknya sembunyi dan tidur disela-sela daun tanamannya Ibu. Ini malah ibu mau menambah dengan tanaman rumput. Duuh… Nanti anakmu ini bentol-bentol lho Bu” kata Tania sambil memegang tanaman dalam polybag yang berbentuk rumput.
            “Sudah sana, katanya mau beli lotion. Ibu titip ya, tolong belikan pupuk. Tanaman Ibu butuh makan. Biar gendut seperti kamu” Ibu Tania tersenyum lagi. “Kapan-kapan ibu cerita ke Tania mengapa Ibu suka berkebun”
            Malam harinya Tania sudah terlelap sejak lepas Isyak. Ia kelelahan karena hari ini ada kegiatan berenang bersama teman-teman sekelasnya. Saking lelapnya ia lupa mengoleskan lotion ke seluruh tubuhnya. Ketika pagi datang Tania terkaget-kaget, tubuhnya tidak banyak digigiti nyamuk. Ia berpikir siapa yang mengoleskan lotion anti nyamuk ke tubuhnya. Ia melihat lotion yang ia beli masih utuh, belum ada yang membuka.
            “Tan, bagaimana tidurnya? Nyenyak sekali ya, karena kamu kecapekan renang” kata Ibu.
            “Iya Bu. Tania sampai lupa. Tidak mengoleskan obat anti nyamuk ke kulit Tania. Tapi kok Tania tidak digigit nyamuk ya”
            “Tania ingat kemarin Ibu menanam beberapa buah polybag yang isinya rumput?”
            Tania mengangguk.
            “Tanaman itu adalah serai wangi, Nak. Selain digunakan untuk penyedap makanan dan minuman tanaman serai wangi juga bisa mengusir nyamuk. Makanya Ibu menanam serai wangi dan meletakkannya di bawah jendela kamar agar nyamuk tidak masuk ke kamar kita”
            “Begitukah Bu?” Tania kurang percaya.
            “Tania, semua yang diciptakan Tuhan bermanfaat. Termasuk tanaman yang Ibu tanam. Kakekmu dulu adalah seorang petani yang sukses di desa dan ibu mewarisi hobi menanam dari beliau. Coba Tania ingat, waktu malam-malam Tania ingin mi goreng, itu Ibu ambilkan tomat, cabai, seledri, dan wortel dari kebun ini. Jadi kebun ibu bisa bermanfaat menjadi warung hidup ataupun apotek hidup. Kamu mengerti kan? Coba cari di handphonemu apa itu warung hidup, jangan hanya game melulu”
            Tania kemudian mengambil handphone dan mencari apa yang dimaksud ibunya. Ia kemudian senyum tanda mengerti maksud ibunya. Ia berjanji mulai besok akan rajin membantu ibunya merawat kebun yang sudah banyak berjasa untuk keluarganya itu. Ajaib bukan ada warung dan apotik hidup di depan rumahnya. Butuh apa tinggal petik selama tanaman yang dimaksud ada di kebun.

Karya: Rian Ika Maryani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar