Sepasang Sendal dan Tuannya
Penulis: Rian Ika Maryani
Sepasang sendal terdiam di pojok
surau. Agaknya ia sabar menunggu Sang Tuan merampungkan sujud terakhirnya. Setelah
itu, ia mengamati Sang Tuan khusyuk berdoa. Entah apa yang dimintanya. Pernah ia
mencuri dengar, namun sia-sia saja. Sepertinya Sang Tuan sangat pandai
menyembunyikan apa yang dia bisikkan kepada Tuhan.
Di
sisi lain dari surau itu terlihat pemandangan sarung-sarung kumal yang sudah
ditinggal pemiliknya. Bahkan di atas lemari, beberapa mushaf Quran sampulnya
sudah sobek berdebu tanpa ada yang memegang. Tiada karpet bersih nan wangi,
hanya tikar berlubang sana sini sebagai alas sujud Sang Tuan.
Sejurus
kemudian, Sang Tuan beranjak dari duduknya. Kira-kira tujuh langkah dari sholatnya,
ia menghampiri sepasang sendal yang sudah setia menunggu sedari tadi. Dipakainya
sendal dan berjalanlah Sang Tuan menuju ujung jalan kampung. Tak jauh dari surau,
sepasang sendal bertemu dengan kawan-kawannya yang lain. Ada yang berwarna biru
terang dan ada yang terbuat dari bahan berkualitas bagus.
Sendal
Sang Tuan hari ini ikut ke kelurahan. Mereka menemui pemandangan baru dan ikut
berdesak-desakan menunggu giliran pembagian sembako.
Satu
sendal berbisik kepada sendal lainnya, “Lihatlah Kanan! Alangkah mulianya
teman-teman kita. Masih bagus dan dirawat pemiliknya”
“Sepertinya
kamu perlu mengingat, Kiri. Kita memang lebih jelek dari mereka, tapi kita akan
bersaksi di hadapan Tuhan saat waktunya nanti”, ujar sendal Kanan.
“Mereka
bagus dan terawat karena pemiliknya orang berada daripada tuan kita. Tapi seberapa
sering mereka diajak tuannya mengunjungi satu-satunya surau di kampung ini? Pernahkah
kau melihat mereka sebelumnya? “ Sendal Kanan melontarkan tanya pada Sendal Kiri.
“Kita
akan membuat persaksian pada saatnya nanti. Seberapa sering kita menunggui tuan
kita berlama-lama di surau kecil itu. Betapa sabarnya tuan kita dalam sehari semalam
merajut doa pada tujuh waktu yang ia punya. Bahkan saat hujanpun, kita diminta
setia mengantarkan tuan hanya untuk bermesraan dengan Sang Pencipta.
_Ramadhan 1441H_